Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Idul Qurban, Momen untuk Mendekat Kepada-Nya

Beberapa minggu lagi kita akan memasuki Idul Adha. Hari raya kedua bagi umat Islam. Hari raya ini dikenal juga dengan hari raya qurban atau idul qurban, karena pada hari raya ini umat Islam memperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim alaihissalam hendak mengorbankan putranya yang bernama Nabi Ismail alaihissalam sebagai wujud kepatuhan kepada Allah Swt, ketika mendapat perintah melalui mimpi. Kisah ini diabadikan dalam QS. Ash-Shaffat ayat 102.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Surat As-Saffat Ayat 102

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Terjemahan Surat As-Saffat Ayat 102

Kata kurban dalam bahasa Arab, dari kata qoroba yang artinya dekat. Jadi, orang yang melakukan kurban adalah orang yang ingin semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam. Apakah Nabi Islami alaihissalam jadi disembelih? Tidak, akan tetapi Allah Swt menunjukkan kuasa-Nya dengan menggantikan tubuh Nabi Ismail dengan Kibas atau kambing spesial yang berasal dari surga, dikisahkan dalam QS Ash-Shaffat ayat 107.

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Terjemahan Surat As-Saffat Ayat 102

Syariat kurban berkembang sampai pada zaman Nabi Muhammad Saw, umat Islam tidak hanya mengorbankan kambing, tapi juga hewan-hewan lainnya yang boleh dikurbankan dalam fikih Islam, seperti kurban 100 unta yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.

Dalam fikih Islam, qurban ini dikenal juga dengan istilah udh-hiyah, sebagian ulama mengistilahkannya dengan kata an-nahr sebagaimana yang dimaksud dalam QS Al-Kautsar (108): 2,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ [١٠٨:٢]
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.“

Semoga momen idul qurban ini menjadikan kita untuk lebih mendekat kepada Allah Swt, dengan berusaha maksimal untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.