Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Teriakan’ dari sebuah tanaman

Tahukah kamu bahwa ternyata tanaman juga dapat mengeluarkan suara teriakan ketika mengalami stress atau cekaman. Ternyata ketika tanaman mengalami kondisi yang mencekam seperti saat terkena perubahan iklim, serangan herbivora, atau ketika dahan miliknya dipotong maka tanaman akan mengeluarkan suara. 

Namun suara yang dihasilkan oleh tanaman ini merupakan suara Ultrasonik sekitar 20–100 kilohertz, sehingga manusia pada umumnya tidak dapat mendengar suara-suara ini. Meskipun demikian beberapa hewan seperti kelelawar atau tikus mungkin saja dapat mendengar suara-suara tersebut.

Ketika suara dari tanaman tersebut dikecilkan frekuensinya maka akan terdengar suara seperti suara letupan kecil atau klik yang sangat pendek. Hal ini berhasil ditemukan oleh para peneliti saat mereka menaruh tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) dan tomat (Solanum lycopersicum) yang sehat dan yang mengalami cekaman dalam kotak kedap suara dan dalam pengaturan rumah kaca. Para peneliti tersebut juga menggunakan teknologi AI yang dapat membedakan suara sekitar dengan suara tumbuhan tersebut dengan akurasi 70%.

Tanaman normal umumnya hanya mengeluarkan kurang dari satu suara letupan per jam. Namun tanaman yang mengalami stress dapat mengeluarkan 11-35 suara letupan per jam, tergantung pada jenis tanaman dan apa yang menyebabkan stress, beberapa tanaman bahkan mencapai 40 suara letupan per jamnya. Tidak hanya di tembakau dan tomat, penelitian lanjutan juga dilakukan pada tanaman-tanaman seperti Gandum (Triticum aestivum), jagung (Zea mays) dan anggur (Vitis vinifera).

Lilach Hadany mengatakan, Tumbuhan tidak memiliki pita suara atau paru-paru, teori yang ada saat ini mengatakan tentang bagaimana tanaman membuat suara berpusat pada xilem mereka, tabung yang mengangkut air dan nutrisi dari akar ke batang dan daun, dalam proses yang bernama kavitasi di mana gelembung udara terbentuk dan meletus di dalam jaringan pembuluh tanaman (Xilem), pembentukan gelembung lebih sering terjadi selama cekaman kekeringan. Tetapi mekanisme yang tepat membutuhkan studi lebih lanjut, kata Hadany.

“Temuan ini dapat mengubah cara berpikir kita tentang kingdom tumbuhan, yang selama ini dianggap hampir diam hingga saat ini.” Tulis Peneliti.

Peneliti melaporkan pada hari Kamis, 30 Maret 2023 di jurnal Cells. (Para peneliti yang sama pertama kali membagikan penemuan tanaman mereka pada tahun 2019 di database pracetak bioRxiv.)

Referensi : 
Khait, I. et al. Cell https://doi.org/10.1016/j.cell.2023.03.009 (2023).